Management Series : Hubungan antara COBIT 5 dan ITIL V3 – EDY SUSANTO

Management Series : Hubungan antara COBIT 5 dan ITIL V3

ITILV3 Management

cobit5Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menggambarkan hubungan antara 2 ( dua) framewoek COBIt 5 dan ITIL.

Dalam pemakaian di dunia IT Management, apa yang akan kita lakukan ketika diminta untuk memutuskan mana yang akan kita pakai antara COBIT5 atau ITIL ?  menurut saya kita membutuhkan keduanya, kenapa demikian ? alasannya adalah COBIT menggambarkan “what should be done “ sedangkan ITIL menggambar “how to do it “.

Dalam bahasa yang lebih sederhana bisa saya gambarkan bahwa COBIT berada di area konseptual sedangkan ITIL lebih ke sisi implementasi di lapangannya, practical teknisnya ada di ITIL. Dalam suatu kesempatan acapkali COBIT bersinggungan pada area ITIL.

ITIL  lebih ke focus ke IT sedangkan COBIT lebih ke pandangan yang lebih menyeluruh, global keduanya merupakan global framework dan berdasarkan pada real world experience, sehingga akan selalu ada jaminan bahwa kedua framework ini bisa berfungsi dengan baik disemua lini atau tipe organisasi IT dengan ukuran apapun.

Pada kenyataanya banyak perusahaan yang kemudian berangkat dari ITIL baru kemudian beranjak menggunakan COBIT karena dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu kelebihan COBIT adalah adanya dukungan untuk melakukan audit dan evaluasi kinerja IT, dimana hal ini tidak didapatkan di dalam ITIL.

COBIT datang dengan assestment framework, training dan sertifikasinya pun dilengkapi dengan assessor program, assestment akan didasarkan capability dibandingan dengan tingkat maturity nya. Dari hasil penilaian inilah nanti akan ada score / nilai yang akan menunjukan tingkat maturity nya.  ITIL disisi lainnya memberikan nasehat detail bagaimana untuk melaksanakan proses yang ada didalam COBIT.

Hanya saja menurut pengalaman saya hal hal yang kadang menghambat penggunakan COBIT atau ITIL adalah lebih ke faktor budaya internal perusahaan itu sendiri. Karena dengan aturan aturan yang sedemkian rincinya tidak semua jika mengacu atau bersinggungan dengan budaya local itu bisa dengan mulus diterapkan.

Saya akan kasih contoh sebagai analogi , misanya kita sering lihat di jalan jalan ada tempat pembuangan sampah yang dibagi menjadi 2 yaitu sampah organic dan anorganik, dalam kaitan ini mendidik orang untuk membuang sampah pada tempatnya adalah bisa dikatakan mendidik orang untuk menggunakan pendekatan “framework kebersihan”, itu tantangan pertama. Tantangan selanjuttnya adalah bagaimana mendidik orang itu membuang sampah namun mengikuti aturan yang berlaku yaitu membuang sampah organic di tempat sampah A dan membuang sampah anorganik di tempat sampah B.

Menerapkan suatu framework yang sudah teruji secara baik di dunia adalah merupakan suatu tantangan yang tidak mudah diterapkan , apalagi di Indonesia, kesiapan budaya , infrastruktur menjadi salah satu faktor penentu apakah framework itu bisa sukses di terapkan atau tidak.

Mari nonton video dulu biar lebih jelas lagi.., heheheh

See you in my next articles

Cobit 5 ITILV3

Related Posts