Selama bertahun-tahun, ekstensi browser telah membantu kita bekerja lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih efisien. Mulai dari alat bantu menulis, summarizer halaman web, sampai pengisian formulir otomatis—semua itu berkat ekstensi. Mereka jadi “asisten digital” kecil yang sangat membantu, dan jujur saja, saya pun mengandalkan beberapa ekstensi untuk menunjang pekerjaan harian.
Tapi hari ini, sebagai orang yang bergelut di dunia keamanan siber, saya merasa perlu mengangkat satu isu yang sering luput: di balik fungsinya yang membantu, ekstensi browser juga bisa menjadi ancaman serius bagi organisasi.
Kita hidup di era AI, dan teknologi ini juga mengubah cara ekstensi bekerja. Sekarang ekstensi tidak hanya sekadar plugin, tapi bisa membaca data, mengakses API internal, bahkan menjalankan perintah kompleks langsung dari browser. Beberapa ekstensi AI bahkan punya akses yang lebih luas daripada aplikasi resmi.
Di sinilah masalah mulai muncul. Karena ketika ekstensi semakin cerdas, mereka juga menjadi target empuk—atau bahkan kendaraan—bagi serangan siber.
Banyak perusahaan masih merasa aman karena sudah mengamankan browser tertentu, biasanya Chrome. Tapi kenyataannya, karyawan sekarang sering menggunakan lebih dari satu browser. Ada yang pakai Chrome untuk kerja, Firefox untuk riset, dan kadang Edge karena sudah terpasang bawaan di perangkat kantor.
Masalahnya, serangan ekstensi hari ini tidak lagi eksklusif pada satu browser. Mereka dirancang untuk bisa aktif di berbagai platform, beradaptasi dengan struktur keamanan masing-masing browser, dan beraksi hanya saat kondisinya cocok—supaya tidak mudah terdeteksi.
Browser berbasis AI seperti ChatGPT Atlas atau Perplexity Comet bahkan membuka ruang baru untuk jenis serangan yang belum pernah ada sebelumnya, seperti prompt injection, di mana ekstensi menyusupi perintah ke dalam sistem AI yang dijalankan di browser.
Melarang penggunaan ekstensi bukan solusi yang realistis. Mereka sudah jadi bagian dari ekosistem kerja digital modern. Yang perlu dilakukan adalah mengelola ekstensi dengan pendekatan yang lebih cerdas dan menyeluruh.
Di sinilah konsep Secure Enterprise Browser (SEB) masuk. SEB adalah pendekatan keamanan browser modern yang memungkinkan organisasi:
mengontrol dan mengawasi ekstensi apa saja yang digunakan karyawan,
menerapkan kebijakan keamanan yang konsisten di semua browser,
serta mendeteksi aktivitas berisiko sebelum menjadi insiden nyata.
Bukan hanya alat kontrol, SEB juga dirancang agar tidak mengganggu alur kerja. Artinya, pengguna tetap bisa produktif, tapi dalam ruang kerja yang terjaga secara proaktif.
Ekstensi browser akan terus berkembang. Mereka akan jadi semakin canggih, terintegrasi dengan AI, dan otomatisasi akan makin dalam. Itu berarti keuntungannya makin besar — tapi begitu juga risikonya.
Sebagai profesional keamanan siber, saya percaya bahwa tugas kita bukan menghambat kemajuan, tapi memastikan kemajuan itu tetap aman digunakan. Dan dalam konteks ekstensi, itu berarti mengadopsi teknologi seperti Secure Enterprise Browser, serta membangun budaya keamanan digital yang matang di seluruh level organisasi.
Kalau Anda merasa organisasi Anda masih belum punya visibilitas soal ekstensi apa yang dipakai, atau belum punya standar keamanan lintas browser—mungkin ini saatnya mulai membicarakan SEB.

