Dari mulai level CEO sampai dengan level terendah dari suatu organisasi, setiap menit di setiap hari seseorang pasti telah mengambil suatu keputusan yang mana berpengaruh pada performa organisasi itu. Kadang kala keputusannya berada pada level strategis yang akan ber implikasi ke seluruh bagian organisasi itu.
Business Intellegence di definisikan sebagai peta jalan dengan menggunakan data data yang bersumber dari masa lalu ( kemarin) dan sekarang ini untuk membuat suatu keputusan yang lebih baik di hari esok.
Secara konseptual BI sebenarnya bukanlah sebuah konsep baru namun bila kita refresh memory kita, kita tentu pernah mendengar istilah dibawah ini :
- DSS ( Decision Support Systems)
- EIS ( Executive Information Systems)
- MIS( Management Information Systems), MDS ( Managemenet Decision Systems) , AIS ( Analysis Information Systems).
Business Intellegence sendiri memiliki akar dari ketiga teknologi yang disebutkan diatas , atau bisa dikatakan teknologi teknologi it ber reikarnasi kedalam teknologi BI yang sekarang ini.
Business Intellegence memiliki apa yang disebut dengan the Big Four yaitu :
- Accurate , apa yang diputuskan bersumber dari informasi informasi penting mengenai kondisi organisasi terkini, harus merefleksikan realitas yang ada di dalam perusahaan .
- Valuable , apa yang dihasilkan adalah sesuatu yang memiliki tambahan nilai guna, misalnya setelah data data dimasukkan dari bagian sales, ternyata menunjukkan bahwa orang yang membeli kacang juga membeli minuman ringan.
- Timely dapat dideliver melalui serangkaian tenggat waktu, karena dalam dunia usaha yang namanya delays / keterlambatan dapat membuat perbedaan menjadi begitu jauh.
- Actionable keputusan yang di hasilkan adalah yang bisa jalankan, jangan sampai membuat suatu keputusan yang tidak bisa dijalankan, ini percuma.
Dalam perspektif user, adanya BI memberikan sebuah tool dan gambaran baru yang mudah digunakan, yang akan menjawab pertanyaan pertanyaan what if analisa. Bahkan kini dengan teknologi terbaru BI semakin user friendly, semakin tidak membutuhkan orang orang IT yang secara khusus melakukan analisa tersebut, cukup dengan user biasa yang dibekali dengan kemampuan input data dan melakukan perhitungan analisa bisa didapatkan sebuah pendekatan yang menyeluruh dari organisasi tersebut. Setidaknya ini yang kini dilakukan oleh BI “modern” sejenis QlikView, Tableau, Yellow Fine.
Saya sendiri menggunakan analisa dengan QlikView dan Tableau untuk membantu memunculkan berbagai analisa, sebagai contoh misalnya saya ambil dari data free yang ada di www.enigma.io , saya contohnya data US Automated Manifest ke Indonesia. Setelah di masukkan data nya muncul dalam beberapa menit hasil seperti dibawah ini :
Kita bisa lihat bahwa untuk sample data yang saya ambil tadi perusahaan dari Kota Kendal paling banyak mengirimkan barangnya ke Amerika Serikat dengan jumlah pengiriman 10 ( warna ungu), di ikuti dengan Jakarta dst. Bisa pula dimunculkan prosentasi kemudian di munculkan dalam bentuk peta geografis.
Contoh lain saya ambil dari perusahaan sepatu :
Masih dalam peta geografis bisa dimunculkan omzet penjualan per kota, bisa pula mungkin di drill down per took kalau mau.
Contoh terakhir dengan data GDP :
Dan percayalah ketika menggunakan teknologi BI “Modern” kita hanya perlu waktu beberapa menit untuk menghasilkan informasi seperti diatas, meskipun dengan berbagai macam data un structure yang berbeda beda.
Mostly sebenarnya yang paling menyita waktu adalah untuk cleaning data sebelum di input kedalam aplikasi BI.