AI Generatif: Senjata Baru dalam Arsenal Kejahatan Siber – EDY SUSANTO

AI Generatif: Senjata Baru dalam Arsenal Kejahatan Siber

101 News Security Article

Saat ini kita lihat banyak bermunculan berbagai macam AI ( Artifical Intelligence) atau yang kita kenal sebagai kecerdasan buatan, nah sekarang ada istilah AI Generatif . Secara prinsip yang dinamakan mengacu pada penggunaan AI untuk membuat konten baru, seperti teks, gambar, musik, audio, dan video

Dengan kecerdasan buatan generatif ini memudahkan manusia untuk kemudian menghasilkan ide ide baru secara lebih kreatif. Namun tentunya munculnya teknologi baru seperti ini tidak hanya memiliki sisi positif tetapi sisi negatif juga. Dalam kaitannya dengan keamanan siber hal ini menjadi menarik sebab muncul pula ancaman siber yang lebih beragam. 

Tulisan ini saya turunkan sebagai respon dan juga pengingat bahwa teknologi selalu mempunyai 2 sisi penggunaan yang berbeda polarisasinya.

Dunia keamanan siber saat ini menghadapi tantangan baru yang semakin kompleks dengan munculnya AI Generatif (GAI). Teknologi yang awalnya dirancang untuk memajukan kreativitas dan efisiensi kini berpotensi disalahgunakan untuk tujuan jahat, memberikan pelaku kejahatan siber alat yang lebih canggih untuk melancarkan serangan mereka. 

Evolusi AI Generatif dalam Kejahatan Siber, hal ini ditandai dengan indikator yang muncul. AI Generatif telah menunjukkan potensinya dalam berbagai aplikasi positif, mulai dari pengembangan konten kreatif hingga peningkatan layanan pelanggan. Namun, sisi gelap dari teknologi ini terungkap ketika penjahat siber mulai menggunakan GAI untuk meningkatkan serangan mereka. Dengan kemampuan untuk menghasilkan konten yang meyakinkan dan mirip manusia, AI Generatif memungkinkan serangan phishing dan rekayasa sosial yang lebih sulit untuk dideteksi.

AI Generatif memiliki berbagai aplikasi dalam keamanan siber, dari sisi ofensif  berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

  • Phishing yang Diperkuat AI: AI Generatif dapat digunakan untuk menciptakan email phishing yang sangat realistis dan meyakinkan, yang sulit dibedakan dari komunikasi asli.
  • Malware Polimorfik: Teknologi ini juga dapat mengembangkan kode malware polimorfik yang mampu belajar dan berkembang secara mandiri, sehingga lebih sulit untuk dideteksi oleh perangkat lunak antivirus tradisional.
  • Deepfake: Kecanggihan AI Generatif memungkinkan pembuatan video, audio, atau gambar deepfake yang sangat realistis, yang bisa digunakan untuk penipuan atau manipulasi informasi. 
  • Pencurian Identitas: AI Generatif dapat dimanfaatkan untuk menciptakan identitas palsu yang sangat meyakinkan.
  • Serangan Rekayasa Sosial: AI Generatif dapat digunakan untuk mengotomatiskan serangan rekayasa sosial, seperti serangan phishing multisaluran yang dilakukan melalui email dan aplikasi perpesanan.
  • Penghasilan Konten dalam Berbagai Bahasa: Dengan AI Generatif, penjahat dunia maya dapat menghasilkan serangan dalam berbagai bahasa, memperluas jangkauan target mereka tanpa perlu menguasai bahasa tersebut.   
  • Serangan yang diperkuat oleh AI Generatif tidak hanya lebih meyakinkan tetapi juga dapat dilancarkan dalam skala yang lebih besar dan dengan kecepatan yang lebih tinggi. Misalnya, serangan phishing yang dibantu AI dapat menargetkan ribuan korban dalam waktu singkat, dengan pesan yang disesuaikan secara otomatis untuk meningkatkan kemungkinan klik dari penerima.

Untuk melawan ancaman ini, perusahaan dan organisasi keamanan siber harus mengadopsi strategi yang sama canggihnya. Ini termasuk penggunaan AI dalam deteksi ancaman, di mana algoritme dapat belajar dari pola serangan sebelumnya dan secara proaktif mengidentifikasi upaya serangan baru. Selain itu, pelatihan dan kesadaran pengguna tetap menjadi komponen kunci dalam pertahanan terhadap serangan yang diperkuat oleh AI. Oleh karena itu dari penggunaan defensi AI misalnya saja adalah :  

  • Deteksi Ancaman Real-time: Di sisi defensif, AI Generatif dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman siber secara real-time dengan mempelajari pola serangan sebelumnya dan mengidentifikasi upaya serangan baru.
  • Otomatisasi Respons Keamanan: AI juga dapat membantu dalam otomatisasi respons keamanan, meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam menanggapi insiden keamanan.

Kesimpulan

AI Generatif, sementara merupakan terobosan dalam teknologi, juga membuka pintu bagi serangan siber yang lebih canggih. Disinlah perlunya kita kemudian waspada untuk jangan sampai tertipu, lakukan cross check ulang, hindari posting berita yang tidak jelas sumbernya dan berpotensi menyebarkan HOAX. Tentunya hal ini perlu di imbangi dengan kesadaran pikiran obyektif, sebab tanpa kewarasan kita akan mudah terseret arus polarisasi sehingga menimbulkan masalah masalah horizontal. 

Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan kekuatan AI untuk melindungi diri kita sendiri, tetapi ini memerlukan investasi yang berkelanjutan dalam teknologi keamanan siber dan pendidikan pengguna.

Related Posts